Ketika malam sudah larut namun mata ini masih belum ingin menredupkan cahayanya. Malam ini aku sangat merindukan seseorang, perasaan yang kurasakan malam ini sungguh luar biasa. Seandainya ku mampu mempercepat waktu kan kulakukan untuk membawa ku cepat bertemu dengannya. Namun sepertinya aku harus lebih bersabar sedikit lagi. Aku begitu merindukan dirinya, sangat merindukannya. Hati kecil ini berbisik padaku bahwa dia ingin segera bertemu sipemilik hati ini. Jarak antara aku dan dia cukuplah jauh. Namun jarak tidak menjadi penghalang perasaanku terhadapnya. Bagi penyandang "Long Distance Relationship" seperti aku ini, rasa kangen adalah bumbu yang paling sangat dibutuhkan. Ketika banyak orang yang menganggap hubungan jarak jauh adalah suatu hal yang buruk, suatu hal yang sulit untuk dipertahankan. Tapi tidak buatku. Hubungan yang berdasarkan cinta dan kasih 'terpaksa' dibatasi oleh ruang, jarak dan waktu. Tidak bisa secara rutin melakukan sebuah pertemuan yang nyata memang kelemahan terbesar yang harus aku terima. Namun apakah alasan pertemuan yang jarang dan terpisah oleh batas jarak dan waktu selalu menjadi penghalang kandasnya Hubungan jarak jauh? Semua ini ku jalani atas dasar bisikan hati ku. Namun, aku bukanlah gadis yang mudah terlena dengan apa yang dirasakan oleh hatiku. Aku mulai menjalaninya ketika sebuah kata muncul didalam hatiku. Kepercayaan. Saling percaya. Setiap hubungan seperti pertemanan, persahabatan, rekan kerja, ataupun keluarga membutuhkan rasa saling percaya. Itulah yang membuat langgengnya sebuah hubungan, karena melalui tindakan saling percaya itulah pasangan akan lebih merasa sangat dihargai sebagai seseorang yang pantas dicintai. Sikap saling percaya juga menunjukkan seberapa dalam aku mengenal pasanganku, aku mempercayai dia karena aku mengenalnya begitu dalam. Cinta bukan saling menuduh apalagi menerka, cinta itu saling percaya karena kau mencintai dia makanya kau mempercayainya.
Saling menjaga hubungan dengan teman-teman dijejaring social. Ini agak sulit, jejaring social adalah tempat kita membagi semua milik kita secara umum. Dimulai dari kegiatan sehari-hari kita (yang cendrung update picture tiap detik "read : me"), Perasaan yang sedang kita alami (curhat disetiap update status). Mungkin sering terjadi kesalah pahaman antara penyandang "LDR" dikarenakan jejaring social beserta umat yang ada didalamnya. So, yang kulakukan paling hanya menjaga caraku berkomunikasi dengan teman-teman jejaring social. Bukan berarti aku harus meninggalkan jejaring social untuk menjaga perasaan pasanganku. Cukup mengerti batasan-batasannya.
Saling mengerti kegiatan dan kesibukan masing-masing. Aku bukanlah orang yang mencintai kesibukan. Namun, bukan berarti juga aku tidak memiliki kegiatan, tidak terlalu banyak waktu yang kupunya, dan tidak terlalu sedikit sesuatu yang perlu ku kerjakan. Selama aku disibukkan oleh sesuatu, aku selalu mengusahakan mengirimkan sepatah duapatah kalimat yang kurangkai untuknya. Begitu juga dengannya, disana terlalu banyak hal yang dia kerjakan demi impian-impiannya. Bukan hak ku untuk selalu mendapat perhatiannya. Walaupun kami memang bersatu, namun ada banyak hal juga yang harus kami selesaikan dengan diri kami masing-masing. Sesungguhnya petualangan yang kita inginkan adalah kehidupan indah yang kita jalani sehari-hari. Jangan buang-buang waktu hanya untuk menuntut perhatian yang tidak seharusnya selalu kita dapatkan. Jalani lah kehidupan ini seperti kita yang sedang menjadi Nahkoda saat melajukan Kapal ditengah lautan. Bila kita benar-benar mencintainya, sesungguhnya dia selalu berada dihati kita, dan selalu memperhatikan kita disetiap helaan nafas yang dia hembuskan. Karena disanalah kita 'berada' (read : hati)
Saling berfikiran positif dan tidak Over Protective. Seperti yang kujelaskan tadi banyak yang harus kami selesaikan dengan diri kami masing-masing. Alhamdulillah tidak terlalu banyak aku mengikuti apa yang otakku katakan. Selain otak, ada yang lebih tau lagi tentang menilai sesuatu yang baik dan buruk. Hatimu. Tanamkanlah pada hatimu bahwa kau benar-benar mempercayai pasanganmu. Karena bila terlalu over protective yang ditakutkan adalah pasanganmu merasa tidak dihargai bahwa dia telah mencintaimu. Aku dan dia juga memiliki ruang sosialisasi yang berbeda. Namun aku percaya dia adalah kekasihku. Jika dia mencintaiku, dia tidak akan mempermainkan rasa kepercayaanku.
Sebenarnya aku hanya ingin curhat, tapi kalau memang tulisan ini menginspirasi yang membaca ada satu lagi tambahannya, hehehe. Dari tadi kita kebanyakan ngomong dengan kata "SALING" kenapa? Karena saling berarti dilakukan berbarengan, tidak sendiri-sendiri. Dalam menjalani sebuah hubungan jarak jauh a.k.a "LDR" tidak jalan sendiri-sendiri, hubungan tersebut akan kuat bila dijalani bersama-sama. Jika hanya satu yang berkorban maka hubungan tersebut akan timpang, seperti hanya satu kaki yang berjalan. Satu berkorban untuk sebuah hubungan, orang lainnya juga harus berkorban, itulah KEKUATAN!Seperti kami yang saling berkorban, dia menungguku untuk kembali padanya, dan aku menunggu waktu menjawab kebersamaan kami yang tertunda.
Mungkin sempat terbersit pikiran diantara kami. Takut kehilangan satu sama lain, dalam artian takut salah satu dari kami diculik oleh oranglain (read : diambil). So jika kami benar-benar saling mencintai kami pasti tidak akan mau diculik oleh siapapun. Jika kami masih saja bisa terculik oleh orang lain. Apa itu akhir dari kisah cerita kami? Apakah itu akhir dari perjuangan, pengorbanan yang kami lakukan? Hanya membiarkan waktu menjawab semua impian-impian kami. Tentunya sebuah perjuangan bahkan pengorbanan tidak pernah berakhir secara sia-sia.
with love,
-Ray-
noted :
dan sekarang saya merasa sangat bersyukur merasakan setiap hari yang ada ditemani seseorang yang begitu mengerti saya. walaupun raganya tidak selalu hadir dalam hari-hari saya. namun dia selalu berhasil membuat suasana yang kelabu berubah kembali menjadi berwarna. seperti pelangi yang muncul ketika hujan reda. thankyou so much my ASA :)
No comments:
Post a Comment