Hello ^^

Apa yang saya tulis semuanya berasal dari hati dan pikiran.
Apa yang saya tulis tidaklah selalu 'saya' dan apa yang anda baca tidaklah selalu 'anda' :)

Wednesday, 20 June 2012

Haruskah Aku Berjuang Untuk - nya ?

Haruskah aku berjuang untuknya? Dua tahun menjalani kehidupan ini, tanpa berusaha memiliki seseorang yang dekat denganku. Diriku sendiri tidak tahu, apakah ini bagian dari hatiku yang tidak ingin menerima seseorang. Atau karena diriku yang sudah tidak peduli lagi akan seseorang yang dekat denganku. Semua ini berawal ketika aku mulai mengenal seseorang di saat aku berada di High School. Kalau boleh, aku ingin mem-flashback kisah cintaku. Saat itu, aku baru masuk High School. Dalam perjalanan mengenal semua teman yang berada di High School yang sama denganku, aku bertemu dengan seorang laki-laki. Entah bagaimana awalanya aku bisa menyukainya. Hanya saja saat awal aku mulai mendekatinya, kami tidak bisa menjadi dekat. Karena dia sudah memiliki pasangan, dan aku pun lama kelamaan tidak memikirkan dirinya lagi. Aku pun punya pacar setelahnya. Setelah satu tahun berlalu, saat itu kami masih berteman, hanya saja tidak dekat. Hanya sebatas saling mengenali satu sama lain. Ternyata pada saat pengambilan jurusan, aku mendapatkan kelas yang sama dengannya. Mulai dari tahun kedua di High School kami kembali dekat, bahkan kedekatan kami menjadi semakin dekat, dan membuatku menjadi pacarnya saat pertengahan smester pertama di tahun kedua. Saat bisa menjadi pacarnya, aku sangat bahagia. Setelah memiliki dia, aku tidak pernah memikirkan laki-laki manapun. Dihati aku hanya ada dia. Setiap hari yang aku lalui dengannya adalah anugerah. Bahkan, karena nya aku bisa menjadi murid yang membanggakan sekolah. Menjadi pacarnya, membawaku dalam pengaruh positif. Aku sangat mensyukuri kehadiran dirinya didalam hidupku. Dia begitu sangat baik, perhatian kepadaku. Namun, kelemahan yang dia miliki adalah kurang percaya denganku. Dia terlalu overprotectif, dia tidak senang bila aku dekat dengan laki-laki lain. Aku pikir sih itu wajar. Namun lama kelamaan aku merasa itu berlebihan. Akhir smester dua pun kami diberikan banyak cobaan, sampai akhirnya kami tidak mampu mempertahankan benteng yang kami bangun bersama. Benteng itupun hancur berkeping-keping. Kami pun berpisah. Perpisahan kami bisa dibilang tidak baik, karena kesalah pahaman yang kami perbuat. Hal itu membuat sekolah dia berantakan, dan membuat semangat belajarku menurun. Namun, kami berdua berhasil menyelesaikan High School dalam satau tahun kedepan setelah kami berpisah. Banyak perubahan buruk yang dialami dirinya. Berbeda denganku, yang berjuang habis-habisan untuk tidak melakukan hal-hal bodoh atau tidak bermanfaat didalam hidupku hanya karena aku berpisah dengannya. Namun, sepertinya dengan seiring berjalannya waktu. Kami berdua bisa melewati tahun terakhir di High School dengan baik. Tidak buruk, tapi tidak juga bahagia. Cukup dengan ‘baik’ saja. Beberapa bulan setelah graduation, aku pergi mengambil study di Jakarta. Tidak lama setelah aku pergi, aku mendengar kabar bahwa dia juga pergi ke Surabaya. Mulai saat itu kami sudah tidak pernah berhubungan lagi. Namun, perasaan ini sepertinya tidak dapat dipungkiri, bahwa sampai saat ini aku masih mencintainya. Padahal sudah berlalu 2tahun lebih aku berpisah dengannya. Dia pun sudah berulang kali berganti-ganti pacar. Berbeda denganku, yang semenjak berpisah dengannya, aku tidak memiliki minat untuk buru-buru memiliki penggantinya. Dalam hati, ingin sekali punya seseorang yang dekat. Tapi disisi lain aku juga tidak ingin memiliki seseorang itu, karena berbagai alasan. Beberapa diantaranya, aku takut aku tidak bisa mencintainya dengan tulus, aku takut bila aku sudah mencintainya ternyata dia tidak mencintaiku dan akan meninggalkanku. Aku juga ingin fokus terhadap apa yang sedang aku kerjakan sekarang, dan yang terakhir aku masih mencintai mantanku. Dalam perjalanan 2 tahun ini, bahkan sampai saat ini. Aku tidak tahu apa penyebab aku masih bertahan dalam mencintainya. Sesungguhnya aku berniat meninggalkan cinta ini, namun aku masih belum bisa. Mungkin aku harus bersabah beberapa tahun lagi. Tapi, terkadang aku ingin sekali kembali memilikinya. Namun, itu semua sangat tidak mungkin, karena banyak perbedaan yang terjadi diantara kita saat ini. Aku rasa mustahil untuk bisa memilikinya dan menjalin sebuah hubungan yang baik lagi. Sejujurnya aku bingung untuk memutuskan bagaimana. Saat ini aku masih mencintainya. Namun aku tidak tahu harus berbuat apa untuk mendapatkannya. Yang kini menjadi pertanyaanku. Haruskah aku berjuang lagi untuknya? Apa yang bisa ku perbuat? Bila bisa kembali ke masa lalu, mungkin aku bisa memperbaikinya sedikit demi sedikit, dan mendapatkan kebahagiaan cinta untukku. Apa cinta sejati itu benar-benar ada? Apa perasaanku yang selalu mencintai mantanku selama 2tahun ini bisa dibilang cinta sejati? Sebenarnya bagaimana cinta sejati itu? Apakah bila wanita dan laki-laki saling menerima satu sama lain dengan apa adanya itu bisa dibilang cinta sejati? Aku masih ingat janjiku, bahwa aku tidak akan jatuh cinta lagi setelah bersama mantanku. Saat itu aku menganggap mantanku adalah yang terakhir. Tapi ternyata aku berpisah juga dengan mantanku. Setelah itu aku berjanji, jika memang benar mantanku bukan yang terakhir untukku, aku ingin jatuh cinta sekali lagi saja didalam hidupku. Apabila aku diberikan seseorang yang dekat denganku lagi, aku harap dia adalah yang terakhir. Makanya aku tidak ingin memiliki seseorang dulu saat ini, aku hanya menunggu Tuhan menjawabnya, dan memberikan seseorang yang memang benar-benar untukku. Sehingga aku tidak berulang kali memberikan cintaku untuk laki-laki. Apa mungkin, setelah perasaan cintaku kepada mantanku hilang, kemudian Tuhan memberikan seseorang yang baru, dan seseorang itulah yang akan selamanya dihatiku? Aku berharap sih bisa begitu, karena aku tidak ingin jatuh cinta berulang kali. Cukup kali ini sekali saja lagi. Semoga Tuhan dapat menyetujui apa yang aku inginkan. Karena aku berharap sekali akan hal itu dapat terjadi dalam kehidupanku. Beberapa tahun ini aku miss beautiful memories with someone special. Semoga beberapa tahun kedepan aku bisa mendapatkannya. Inilah perjuanganku, menunggu supaya Tuhan memberikan yang terbaik padaku. Aku tidak merasa malu bila hanya aku sendiri yang tidak memiliki seseorang diantara aku dan teman-temanku. Karena inilah jalan yang aku pilih. Yang suatu saat kedepannya aku bisa bahagia akan keputusan yang aku ambil. Semoga saja, apa yang aku inginkan ini mendapatkan persetujuan dari Tuhan, sehingga aku bisa menjalaninya dengan baik. Terimakasih Tuhan, untuk semua anugerah yang telah Kau berikan untukku. Untuk semua perjalanan kisah hidupku. Terimakasih. Aku sangat berharap pada-Mu ^_^ 120617 – Choi Rae Seok

No comments:

Post a Comment