Hello ^^

Apa yang saya tulis semuanya berasal dari hati dan pikiran.
Apa yang saya tulis tidaklah selalu 'saya' dan apa yang anda baca tidaklah selalu 'anda' :)

Wednesday, 15 May 2013

Suatu hari yang menye-menye

Entah perasaan apa yang menggangguku dipagi ini. Sepertinya sesuatu mulai berkecamuk dihati ini. Apakah  yang salah dengan diriku? Seharusnya aku tidak begini. Mungkin ke-egoisan-ku yang membuatku seperti ini. Begitulah wanita. Terlalu sensitif, terlalu pemikir, terlalu menye-menye. Namun apalah daya ini, membuat hatiku menjadi tidak terkontrol.

Hari ini begitu cerah, tidak sepantasnya aku terlalu berlarut mengikuti alur perasaan ini. Aku harus pergi secepatnya dari sini. Kembali menjadi siapa aku yang seperti biasanya. Sanggupkah aku? Apakah wanita memang memiliki hati seperti kapas atau tisu yang lembut? Saking lembutnya mudah tersobek. Kenapa wanita begitu perasa? Hanya tusukan kecil saja mampu membuatnya terjatuh. Sakit. Wanita begitu lemah. Ada yang bilang, wanita hebat bisa memiliki perasaan yang peka, contohnya seperti Ibu hamil yang peka terhadap anak yang didalam kandungannya. Namun sekarang aku tidak sedang hamil. Aku .... hanya sedang .... lupakan lah. Jika aku kembali mengingat hal itu, hatiku terasa sesak. Seperti ruangan disana sudah tidak sanggup lagi menampung kegelisahanku. Tapi aku juga tidak mau selalu seperti ini.

Baiklah, aku mengaku. Aku Cemburu. Tidak cemburu juga sih, hanya saja rasa khwatir-takut-kehilangan-ataupun-perasaannya-berubah. Apakah itu bisa dibilang cemburu juga? Baiklah, aku akui. Memang cemburu. Sekarang aku benar-benar tidak mengerti harus-bagaimana. Apakah meluapkan kecemburuan ini kepadanya, dari A sampai Z, atau hanya memendamnya seperti sekarang. Namun bila dipendam, malah aku merasa sangat terganggu. Begitulah aku. Saat ini. Ingin sekali rasanya memiliki pemikiran yang dewasa. Tidak dikendalikan dengan ego anak kecil seperti ini. Kapan aku bisa dewasa menghadapi permasalahan-permasalahan seperti ini? (Ini hanya permasalahan terhadap diri aku, bukan terhadap kamu atau dia). Seharusnya aku bisa lebih mengerti, disini aku tidak minta untuk dimengerti. Hanya saja aku butuh waktu beberapa saat untuk berfikir, apa yang harus aku lakukan. Kita benar-benar paham bahwa kita ingin sekali mempertahankan hubungan ini. Terlebih lagi dengan keinginan diriku. Disaat seperti ini, apapun yang aku lakukan berasa seperti sia-sia. Mungkinkah aku akan kehilangan dirinya? Mungkinkah aku akan menjadi gadis dengan airmata yang menghiasi hari-harinya. Mungkinkah? Mungkinkah?

Sejauh ini aku sudah sangat percaya. Namun entah apa yang dilakukan oleh hati ini sehingga memunculkan perasaan seperti ini. Salahku? Mungkin. Karena aku bukan pecinta Vespa seperti mu. Karena aku bukan gadis yang terbiasa hidup bebas. Karena aku tidak selalu bisa disisimu. Sudah aku fikirkan sebelumnya, menjalani hubungan ini bukan hal yang mudah. Lalu kenapa aku masih mau menjalaninya? Karena dulu aku punya perasaan dahsyat yang membuatku melupakan resiko-resiko itu. Sekarang? Perasaan itu masih ada, namun sedang bergelut dengan perasaan lainnya. Siapakah yang akan menang? Mungkin aku harus memilih satu diantaranya.

Kita. Kami. Kalian punya jalan hidup masing-masing, dan dengan cara masing-masing. Berbeda namun tetap sama. Tidak mungkin meminta salah satu menjadi salah satu lainnya. Karena setiap manusia memiliki batas terhadap keinginannya masing-masing. Aku juga manusia biasa, yang bisa merasakan senang dan juga sedih.

with Love
-ray-

No comments:

Post a Comment